Nama: Ricky.yacub
Kelas: 3pa06
Npm: 10508196
Softskill tugas Psi.lingkungan
Teritorialitas, dan Ruang Personal Dalam Hubungan nya dengan Lingkungan
Pengertian teritorialitas
Teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya dengan melibatkan cirri pemilikannya atau dan pertahanan dari serangan orang lain (holahan). Menurut altman penghuni tempat tersebut dapat mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu territorial primer.
Dalam kaitannya dengan ruang personal, keduanya mempunyai perbedaan, seperti yang dikemukakan oleh sommer dan dewar, bahwa ruang personal dibawa kemanapun seorang pergi, sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis merupakan daerah yang tidak berubah-ubah.
Elemen-elemen Teritorialitas
Lang, menilai ada empat karakter dari teritorialitas, yaitu:
1. kepemilikan atau hak dari suatu tempat
2. personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu
3. hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar
4. pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika
Menurut Hussein el-sharkawy mengidentifikasikan empat tipe teritori yaitu:
1. attached territory adalah gelembung ruang
2. central territory seperti ruang kelas, ruang kerja, dimana kesemuanya itu kurang memiliki personalisasi
3. supporting territory adalah ruang-ruang yang bersifat semi privat dan semi public. Pada semi privat terbentuknya ruang terjadi pada ruang duduk asrama, atau area-area pribadi pada rumah tinggal seperti halaman depan rumah yang berfungsi sebagai pengawasan terhadap kehadiran orang lain. Ruang-ruang semi public antara lain : salah satu sudut ruangan dalam toko kedai minum atau jalan kecil didepan rumah . Semi privat cenderung untuk dimiliki, sedangkan semi public tidak dimiliki oleh pemakai
4. peripheral territory adalah ruang public, yaitu area-area yang dipakai oleh individu- individu atau suatu kelompok tetapi tidak dapat memiliki dan menuntutnya.
Sementara itu, altman membagi teritorialitas menjadi tiga, yaitu:
1) Territorial primer
2) Territorial sekunder
3) Territorial umum
Karakter dasar dari suatu teritori yaitu tentang:
1) Kepemilikan dari tatanan tempat
2) Personalisasi atau penandaan wilayah
3) Tatanan untuk mempertahankan terhadap gangguan
4) Kemampuan berfungsi yang meliputi jangkauan kebutuhan fisik dasar sampai kepuasan kognitif
Pada teritori-teritori utama, suatu keluarga memiliki peraturan-peraturan territorial yang memfasilitasi berfungsinya rumah tangga. Hal ini mendukung organisasi social keluarga dengan cara memperbolehkan perilaku-perilaku tertentu dilakukan oleh beberapa anggotanya, pada daerah-daerah tertentu misalnya teritorialitas dalam kehidupan berkeluarga, ditemukan bahwa orang-orang yang berbagi kamar tidur menunjukan perilaku territorial, seperti halnya individu-individu dimeja makan (misalnya: dengan adanya pola tempat duduk).
Sedangkan perilaku teritorian dalam kelompok tidak terbatas pada teritori utama saja. Lipman menemukan bahwa rumah peristirahatan membuat klaim yang hamper ekslusif atas kursi-kursi tertentu dalam ruang sehari-hari. Mereka mempertahankan teritori mereka maskipun akan mengakibatkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teritori adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya dengan melibatkan cirri pemilikannya atau dan pertahanan dari serangan orang lain. Dan teritori mempunyai berbagai elemen-elemen pendukung.
Hubungan territorial dengan lingkungan
Menurut altman, territorial bukan hanya alat untuk menciptakan privasi saja, melainkan berfungsi pula sebagai alat untuk menjaga keseimbangan hubungan social. Perilaku teritorialitas manusia dalam hubungan dengan lingkungan dapat dikenal antara lain pada penggunaan elemen-elemen fisik untuk menandai demarkasi teritori yang dimiliki seseorang, misalnya pagar halaman. Teritorialitas ini terbagi sesuai dengan sifatnya yaitu mulai dari privat sampai dengan public. Ketidak jelasan pemilihan territorial akan menimbulkan gangguan terhadap perilaku.
Ruang personal
Pengertian ruang personal adalah daerah disekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya (sommer). Sedangkan menurut goffman ruang personal digambarkan sebagai jarak atau daerah disekitar individu, dimana jika dimasuki orang lain akan menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri.
Beberapa definisi ruang personal secara implicit berdasarkan hasil-hasil penelitian adalah:
1. Ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain
2. Ruang personal merupakan sesuatu yang berdekatan dengan diri sendiri
3. Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi
4. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka akan berakibat kecemasan, stress, bahkan konflik
Ruang pribadi adlah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya dengan melibatkan cirri pemilikannya atau dan pertahanan dari serangan orang lain
Hubungan ruang personal dengan perbedaan budaya
Dalam studi lintas budaya yang berkaitan dengan ruang personal, hall mengamati bahwa norma dan adat istiadat dari kelompok budaya dan etnik yang berbeda akan tercermin dari penggunaan ruang (space)nya, seperti susunan perabot, konfigurasi tempat tinggal dan orientasi yang dijaga oleh individu satu dengan individu lainnya. Dan juga secara kualitatif anggota dari bermacam-macam kelompok budaya memiliki kebiasaan spasial yang berbeda.
Privasi
Privasi adalah salah satu konsep dari gejala persepsi manusia terhadap lingkungannya, dimana konsep ini amat dekat dengan konsep ruang personal dan teritorialitas.
Konsep ‘privacy’ dalam arsitektur bisa diartikan sebagai suatu kebutuhan manusia untuk menikmati sebagian dari kehidupan sehari-harinya tanpa ada gangguan baik langsung maupun tidak langsung oleh subjek lain. Hal ini dinyatakan dalam suatu ruang yang tertutup dari jangkauan pandangan maupun fisik dari pihak luar. Jadi jelas ada batasan-batasan fisik untuk mencapainya.
Konsep ‘privacy’ dalam arsitektur bisa diartikan sebagai suatu kebutuhan manusia untuk menikmati sebagian dari kehidupan sehari-harinya tanpa ada gangguan baik langsung maupun tidak langsung oleh subjek lain. Hal ini dinyatakan dalam suatu ruang yang tertutup dari jangkauan pandangan maupun fisik dari pihak luar. Jadi jelas ada batasan-batasan fisik untuk mencapainya.
Pengertian Privasi sendiri antara lain adalah :
Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. (http://id.wikipedia.org/wiki/Privasi)
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan , yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar di capai orang lain. (Dibyo Hartono, 1986)
Psikologi mengartikan ‘privacy’ sebagai kebebasan pribadi untuk memilih apa yang akan di sampaikan. Dengan perkataan lain, ‘privacy’ dalam psikologi belum tentusampaikan atau dikomunikasikan tentang dirinya sendiri dan kepada siapa akan disampaikan akan tercipta hanya dengan adanya batasan-batasan fisik saja. Psikologipun mengklasifikasikan ‘privacy’ ini menjadi: ‘solitude’ yang berarti kesunyian, ‘intimacy’ atau keintiman, ‘anonymity’ atau tanpa identitas, dan ‘reserve’ yang berarti kesendirian.
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan menyangkut keterbukaan atau ketertutupan , yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar di capai orang lain. (Dibyo Hartono, 1986)
Psikologi mengartikan ‘privacy’ sebagai kebebasan pribadi untuk memilih apa yang akan di sampaikan. Dengan perkataan lain, ‘privacy’ dalam psikologi belum tentusampaikan atau dikomunikasikan tentang dirinya sendiri dan kepada siapa akan disampaikan akan tercipta hanya dengan adanya batasan-batasan fisik saja. Psikologipun mengklasifikasikan ‘privacy’ ini menjadi: ‘solitude’ yang berarti kesunyian, ‘intimacy’ atau keintiman, ‘anonymity’ atau tanpa identitas, dan ‘reserve’ yang berarti kesendirian.
Privacy memiliki 2 jenis penggolongan
1. Golongan yang berkeinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
a. Keinginan untuk menyendiri (solitude)
Misalnya ketika seseorang sedang dalam keadaan sedih dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
b. Keinginan untuk menjauhkan dari pandangan atau gangguan suara tetangga / lalu lintas (seclusion)
Misalnya saat seseorang ingin menenangkan pikirannya , ia pergi ke daerah pegunungan untuk menjauhkan diri dari keramaian kota.
c. Keinginan untuk intim dengan orang-orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua orang (intimacy)
Misalnya orang yang pergi ke daerah puncak bersama orang-orang terdekat seperti keluarga.
a. Keinginan untuk menyendiri (solitude)
Misalnya ketika seseorang sedang dalam keadaan sedih dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
b. Keinginan untuk menjauhkan dari pandangan atau gangguan suara tetangga / lalu lintas (seclusion)
Misalnya saat seseorang ingin menenangkan pikirannya , ia pergi ke daerah pegunungan untuk menjauhkan diri dari keramaian kota.
c. Keinginan untuk intim dengan orang-orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua orang (intimacy)
Misalnya orang yang pergi ke daerah puncak bersama orang-orang terdekat seperti keluarga.
2. Golongan yang berkeinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang dianggap perlu.
a. Keinginan untuk merahasiakan jati diri
b. Keinginan untuk tidak mengungkapkn diri terlalu banyak kepada orang lain
c. Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga
a. Keinginan untuk merahasiakan jati diri
b. Keinginan untuk tidak mengungkapkn diri terlalu banyak kepada orang lain
c. Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar